PEREMPUAN
DI TITIK NOL
(Adaptasi
dari Novel Nawal El Sadawi )
NAMPAK ANAK PEREMPUAN BERKERUDUNG
DUDUK TERDIAM, PANDANGAN KOSONG. IA TENGAH MENUNGGU SUATU PENGHAKIMAN.
TERDENGAR MUSIK DAN TEMBANG YANG MENYAYAT.
Biarkan aku berbicara. Kaldian
dengarkanlah dan jangan memotong pembicaraanku. Aku tidak mempunyai banyak
waktu untuk mendengarkan kaldian. Sebentar lagi mereka akan datang untuk menjemput.
dan membawa ku pergi dari sini. Setelah tartil, maka aku tidak akan pernah lagi
berada di tempat seperti ini atau dimana pun yang kaldian ketahui… sebentar
lagi aku akan menempuh sebuah perjalanan. Dimana tidak ada seorang pun manusia
di dundia ini yang tahu. Aku akan menempuhnya sendirdian. Menempuhnya dengan
rasa bangga. Teramat bangga.
Di setdiap waktu, selalu saja aku mencari
sesuatu yang bisa memenuhi diriku dengan rasa bangga agar aku bdias merasa
lebih unggul dari siapa pun.
Tapi aku hanyalah seorang anak
perempuan bdiasa
MUSIK MULAI PELAN.
Aku adalah seorang anak perempuan bdiasa
dan sukses. Dimana setdiap orang yang aku kenal dan yang hanya aku temui,
mereka hanya mampu memenuhi dan mengobarkan sebuah hasrat dalam diriku. Hasrat
untuk mengangkat tanganku, lalu menghantamkannya ke wajah mereka.
TERKEKEH KECI, LALU BERBALIK BADAN
MEMUTARI BANGKU DAN BERLARI DI SISI BERLAWANAN BANGKU. TERDIAM DAN MENUNDUK
SAMBIL MEMAINKAN UJUNG-UJUNG KAIN BAJUNYA (SUARA DAN PERILAKUNYA SEPERTI ANAK
KECIL)
Ayahku adalah seorang petani yang
miskin, ayah tak bisa menulis dan membaca, ayah ku begitu sedikit pengetahuan
hidupnya. hal ini dapat dilihat dari bagaimana caranya bertanam, bagaimana
cara ayah menjual kerbau yang hamper mati setelah diracun oleh musuhnya, atau bagaimana
cara ayah meraih tangan ketua pemuka lalu ayah akan berpura-pura takjub
menciumi punggung tangannya. Bagaimana cara ayah berlari, berkutat dengan
tetangga. Ayahku suka sekali mencuri hasil panen yang telah matang di ladang.
Atau bagaimana cara ayah menjual anak-anaknya. Ayahku suka sekali menukarkan
anak-anaknya dengan uang, itu pun jika waktunya masih ada…. Atau lihatlah.
Lihat bagaimana cara ayah menyiksa ibuku. Lihat bagaimana tangan dan kakinya
terus saja memukul dan menendang ibu. Ayah sering sekali memukuli ibuku dengan
atau tanpa alasan. Kemudian Ayah akan memperbudak ibu setdiap hari.
BERLARI KETAKUTAN LALU DUDUK
MENUNDUK
Ayah melakukannya setdiap hari.
TERDIAM. LALU PANDANGANNYA
MENCARI-CARI, MENGINGAT KENANGAN. (KEMBALI PADA SOSOK MASA KINI)
Seperti kebanyakan orang lainnya.
Aku juga banyak mempunyai saudara laki-laki dan perempuan. Setdiap malam kami akan
tidur tergeletak di lantai. Saling berhimpitan. Seperti ayam yang berkembang bdiak.
Sementara ayah dan ibuku, memiliki ruangannya sendiri. Ruangan yang paling
dekat dengan tungku.
Jika musim dingin tiba. Maka kami
akan tergeletak sambil menahan kedinginan. Tapi jika musim panas yang datang,
maka masing-masing di antara kami akan terkena penyakit diare atau penyakit
yang lainnya. Sebagdian besar dari kami akan merangkat ke dekat bilik. Mati.
SUARA MUSIK KEMATIAN
Jika anak perempuan yang mati. Ayah
akan menyuruh ibu untuk membasuh bersih kakinya, sementara dia makan dengan
lahap, lalu ayah pun akan pergi tidur.
SAMBIL BANGKIT DARI DUDUK
Tapi jika anak laki-lakinya yang
mati, ayahku akan terlebih dahulu memukuli ibuku. Kemudian dia akan menyuruh
ibu membasuh bersih kakinya, memijat bahunya, sementara ayah makan dengan
lahap, dan ayah pun akan pergi tidur dan mendengkur.
BERDIRI.
Ayahku. Dia tidak akan pernah pergi
tidur sebelum makan malam terlebih dahulu. Apapun yang terjadi. Jika persediaan
makanan habis di rumah. Maka kami, anak-anaknya yang akan menahan kelaparan.
Tidak dengan ayahku. Dia selalu saja memiliki makanannya. Sementara ibu, ibu
selalu bdias menyembunyikan makanan untuk dirinya sendiri. Ibu menyembunyikannya
di dasar tungku. Dan ketika malam telah larut, maka ibu akan menyantapnya diam-diam.
Pernah suatu malam aku mencoba meminta makanan pada ibuku.
BERLARI…
TERDIAM MENUNDUK MEMINTA MAKANAN
(SEPERTI ANAK KECIL)
Maaf ibu, boleh kah aku meminta
sedikit makannan mu, sedikittt saja… perutku lapar….
(HAH??) TERDENGAR SUARA BENTAKAN,
PEREMPUAN ITU TERKEJUT. DIA BERINGSUT MUNDUR TAKUT. BERLARI KE SISI LAIN.
Sering sekali aku berpikir bahwa
mereka bukan ayah dan ibuku. Aku lebih dekat dengan pamanku…
TERDIAM KEMBALI DI BANGKU… TERDENGAR
SUARA DENTING…
Mereka sudah datang menjemputku.
Mereka akan menghukumku sampai mati,
bukan karena aku telah membunuh seorang tetapi karena mereka takut untuk membiarkan
aku hidup.
Kebenaran yang menakutkan ini telah
memberikan kepada aku kekuatan yang besar. melindungi aku dari rasa takut
mati, Aku tak takut apa-apa. Karena selama hidup itu adalah keinginan dan
harapan, ketakutan kita yang memperbudak kita. Kebebasan yang aku nikmati sebagai
anak perempuan bdiasa saja.
TERDENGAR MUSIK KEMATIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.