18/10/15

KISI-KISI TRY OUT BAHASA INDONESIA 2015-2016

Try Out Bahasa Indonesia terdiri dari:
TO. 1 (sekolah) : Materi Keterampilan Berbahasa I  
TO. 2 (sekolah) : Materi Keterampilan Berbahasa II
TO. 3 (sekolah) : Materi Keterampilan Sastra 
TO. 4 (Sanggar Jakarta Barat) : UCUN I
TO. 5 (Rayon DKI Jakarta) : UCUN II

Untuk Kisi-kisi Try Out dapat di download pada link berikut:

11/10/15

Naskah Lomba Monolog SMAK 6 Penabur (Rut Susanto)

PEREMPUAN DI TITIK NOL
(Adaptasi dari Novel Nawal El Sadawi )


NAMPAK ANAK PEREMPUAN BERKERUDUNG DUDUK TERDIAM, PANDANGAN KOSONG. IA TENGAH MENUNGGU SUATU PENGHAKIMAN. TERDENGAR MUSIK DAN TEMBANG YANG MENYAYAT.
Biarkan aku berbicara. Kaldian dengarkanlah dan jangan memotong pembicaraanku. Aku tidak mempunyai banyak waktu untuk mendengarkan kaldian. Sebentar lagi mereka akan datang untuk menjemput. dan membawa ku pergi dari sini. Setelah tartil, maka aku tidak akan pernah lagi berada di tempat seperti ini atau dimana pun yang kaldian ketahui… sebentar lagi aku akan menempuh sebuah perjalanan. Dimana tidak ada seorang pun manusia di dundia ini yang tahu. Aku akan menempuhnya sendirdian. Menempuhnya dengan rasa bangga. Teramat bangga.
Di setdiap waktu, selalu saja aku mencari sesuatu yang bisa memenuhi diriku dengan rasa bangga agar aku bdias merasa lebih unggul dari siapa pun.
Tapi aku hanyalah seorang anak perempuan bdiasa

MUSIK MULAI PELAN.
Aku adalah seorang anak perempuan bdiasa dan sukses. Dimana setdiap orang yang aku kenal dan yang hanya aku temui, mereka hanya mampu memenuhi dan mengobarkan sebuah hasrat dalam diriku. Hasrat untuk mengangkat tanganku, lalu menghantamkannya ke wajah mereka.

TERKEKEH KECI, LALU BERBALIK BADAN MEMUTARI BANGKU DAN BERLARI DI SISI BERLAWANAN BANGKU. TERDIAM DAN MENUNDUK SAMBIL MEMAINKAN UJUNG-UJUNG KAIN BAJUNYA (SUARA DAN PERILAKUNYA SEPERTI ANAK KECIL)
Ayahku adalah seorang petani yang miskin, ayah tak bisa menulis dan membaca, ayah ku begitu sedikit pengetahuan hidupnya. hal ini dapat dilihat dari bagaimana caranya bertanam, bagaimana cara ayah menjual kerbau yang hamper mati setelah diracun oleh musuhnya, atau bagaimana cara ayah meraih tangan ketua pemuka lalu ayah akan berpura-pura takjub menciumi punggung tangannya. Bagaimana cara ayah berlari, berkutat dengan tetangga. Ayahku suka sekali mencuri hasil panen yang telah matang di ladang. Atau bagaimana cara ayah menjual anak-anaknya. Ayahku suka sekali menukarkan anak-anaknya dengan uang, itu pun jika waktunya masih ada…. Atau lihatlah. Lihat bagaimana cara ayah menyiksa ibuku. Lihat bagaimana tangan dan kakinya terus saja memukul dan menendang ibu. Ayah sering sekali memukuli ibuku dengan atau tanpa alasan. Kemudian Ayah akan memperbudak ibu setdiap hari.

BERLARI KETAKUTAN LALU DUDUK MENUNDUK
Ayah melakukannya setdiap hari.

TERDIAM. LALU PANDANGANNYA MENCARI-CARI, MENGINGAT KENANGAN. (KEMBALI PADA SOSOK MASA KINI)
Seperti kebanyakan orang lainnya. Aku juga banyak mempunyai saudara laki-laki dan perempuan. Setdiap malam kami akan tidur tergeletak di lantai. Saling berhimpitan. Seperti ayam yang berkembang bdiak. Sementara ayah dan ibuku, memiliki ruangannya sendiri. Ruangan yang paling dekat dengan tungku.
Jika musim dingin tiba. Maka kami akan tergeletak sambil menahan kedinginan. Tapi jika musim panas yang datang, maka masing-masing di antara kami akan terkena penyakit diare atau penyakit yang lainnya. Sebagdian besar dari kami akan merangkat ke dekat bilik. Mati.

SUARA MUSIK KEMATIAN
Jika anak perempuan yang mati. Ayah akan menyuruh ibu untuk membasuh bersih kakinya, sementara dia makan dengan lahap, lalu ayah pun akan pergi tidur.

SAMBIL BANGKIT DARI DUDUK
Tapi jika anak laki-lakinya yang mati, ayahku akan terlebih dahulu memukuli ibuku. Kemudian dia akan menyuruh ibu membasuh bersih kakinya, memijat bahunya, sementara ayah makan dengan lahap, dan ayah pun akan pergi tidur dan mendengkur.




BERDIRI.
Ayahku. Dia tidak akan pernah pergi tidur sebelum makan malam terlebih dahulu. Apapun yang terjadi. Jika persediaan makanan habis di rumah. Maka kami, anak-anaknya yang akan menahan kelaparan. Tidak dengan ayahku. Dia selalu saja memiliki makanannya. Sementara ibu, ibu selalu bdias menyembunyikan makanan untuk dirinya sendiri. Ibu menyembunyikannya di dasar tungku. Dan ketika malam telah larut, maka ibu akan menyantapnya diam-diam. Pernah suatu malam aku mencoba meminta makanan pada ibuku.

BERLARI…
TERDIAM MENUNDUK MEMINTA MAKANAN (SEPERTI ANAK KECIL)
Maaf ibu, boleh kah aku meminta sedikit makannan mu, sedikittt saja… perutku lapar….

(HAH??) TERDENGAR SUARA BENTAKAN, PEREMPUAN ITU TERKEJUT. DIA BERINGSUT MUNDUR TAKUT. BERLARI KE SISI LAIN.
Sering sekali aku berpikir bahwa mereka bukan ayah dan ibuku. Aku lebih dekat dengan pamanku…

TERDIAM KEMBALI DI BANGKU… TERDENGAR SUARA DENTING…
Mereka sudah datang menjemputku.
Mereka akan menghukumku sampai mati, bukan karena aku telah membunuh seorang tetapi karena mereka takut untuk membiarkan aku hidup.
Kebenaran yang menakutkan ini telah memberikan kepada aku kekuatan yang besar. melindungi aku dari rasa takut mati, Aku tak takut apa-apa. Karena selama hidup itu adalah keinginan dan harapan, ketakutan kita yang memperbudak kita. Kebebasan yang aku nikmati sebagai anak perempuan bdiasa saja.

TERDENGAR MUSIK KEMATIAN


Naskah Lomba Monolog SMAK 6 Penabur (Kenneth Mulia)

BLOK
Karya : Putu Wijaya

SEORANG LAKI-LAKI PARUH BAYA DAN SETENGAH GILA SEDANG DUDUK DI BANGKU PANJANG MEMAINKAN SETIAP PAKAIAN YANG DIWANYA DALAM PLASTIK BESAR SAMBIL BERNYANYI… DI SISI LAINNYA TERDAPAT DUA MAKAM
Tembang*

MENOLEH KE ARAH PENONTON, BERCERITA
Ada seorang anak muda, namanya Egy. Eh, bukan Egy, Edy. Eh, bukan, Dedy. Ahhh, bukan Evy, Ery… Ah siapalah dia. Ada seorang anak muda. Ya, seorang anak muda. Ketika aku masih muda dan tak berdaya. Seorang anak muda, lebih muda dari kaldian semua. Dia bersemangat. berbakat, enerjetik, agresif, ambisius, payah, penuh harapan, makhluk baru. Tetapi dia sangat lugu dan kurang sabaran. Dia dungu, dia tergila-gila menjadi pahlawan. Dia ingin menjadi raja uang, presiden, eksekutif. Padahal bakatnya hanya terbatas jadi badut. Dia ingin memberontak pada kodratnya. Dia berdiri di bawah kaki kegagahan, keberanian, kenekatan guru, idola yang dipuja dan diagung-agungkannya. Tapi, dia mati sangat muda, sangat sia-sia semuanya

KENANGANNYA YANG DIPANGGILNYA ITU DATANG. TERDENGAR SUARA LANGKAH YANG BERDENTAM. DIA TERKEJUT LALU MENOLEH.
Ah, Siapa itu? Kamu egy? Edy atau Dedy? Atau Ery? Jangan berdiri di situ, masuk saja sini.

DIA BERDIRI LALU MENGHAMPIRI KEDUA MAKAM
Nama kamu siapa? Egy? Dedy? Ery? Ah masa bodohlah, pokoknya ini nanti untuk kamu, aku sudah jahitkan robeknya. Dingin? Iya, memang sejak ozon bimasakti tidak pernah pakai jaket. Kita cepat kedinginan. Apa kau mau menunggu sebentar? Atau, kau mau pakai yang belum jadi ini?

KEMBALI KE TEMPAT DUDUKNYA
Dia sering ada di situ. Aku kira, dia jadi petinju seperti Tyson. Dia bisa jadi presiden seperti Clinton. Banyak yang mestinya dia ubah.. Lho Egy ? Kamu masuk darimana? Ternyata kamu masuk dari belakang. Ngangetin orang tua saja. Ah, buka cepat sepatumu. Kok sampai sebegitunya lumpur. Apa turun salju di sana. Iya, aku dengar dari radio tetangga, bahwa salju hari ini turun lebih lebat dari biasanya. Aku tidak bisa bayangkan, karena aku tidak pernah lihat salju. Dingin? Angin juga? Wah bias bahaya. Tapi, buka dulu jaketmu, topimu juga, masa di dalam rumah pake begituan, sumpek mataku melihat. Sini biar aku gantung jaket mu di kamar kakekmu. Pelan-pelan.. Hhh baunya, sudah berapa hari tidak kau cuci. Tapi, baumu sama seperti kakekmu, bau kalian semua sama.

BERBALIK HENDAK MEMBAWA PAKAIAN ITU KE KAMAR, TAPI KEMUDIAN BERBALIK LAGI
Ah, tunggu.. tungu… Apa Kau masih membawa senjata? aku tidak mau dengar alasan mu lagi. Itu Sudah kuno. Untuk apa, hah? apa ada yang mau nggebukin kamu? Kamu tahu, kalo kamu sudah bawa senjata, kamu jadi pongah, kamu akan merasa lebih hebat dari orang lain. Kalau senjata itu sudah dikeluarkan, dia akan bahaya. Dia haus darah! Maunya Dar-Der-Dor! Tanpa kamu setujui, kamu sudah jadi pembunuh. Aku tidak setuju itu, Edy.. Dengar.

NAMPAK PUTUS ASA, MENATAP MAKAM, LALU BERJLAN MENUJU MAKAM, DAN DUDUK DI ANTARA DUA MAKAM
Ah, Dia sudah tidur lagi. Dia selalu saja begitu kalau diberi nasehat pasti dia pura-pura tidur, biar tidak ngeh. Tapi ini kesempatan ku untuk memeriksa isi kantongnya. Siapa tahu dia bawa heroin. Aku tidak setuju kalau heroin menjadi bagian dari peradaban. Aku sudah mencobanya bahkan berkali-kali. ssstttt… Egy tidak boleh tahu itu. Rasanya memang enteng. tapi enteng itu kontan akan memberatkan dan menindih. Tapi Egy masih muda, masih banyak aksi.

MEMERIKSA MAKAM, TERTAWA
Hahahaa,… aduh…., ya Tuhan… ini bukan Egy, ini Dedy.
Yang ini masih kayak tikus. Tikus cerurut! Kasihan! Aduh, … Ya, Tuhan…




TERTAWA CEKAKAAN SAMPAI MENGELUARKAN AIR MATA
Bilang dong, kalau kamu itu Dedy. Ah! Kan aku jadi tidak ngaco ngomongnya. Kapan kamu pulang? Bukannya… kamu ada di penjara? Jangan bilang, kamu lari dari sana. penjara itu baik untukmu. Penjara itu memberikan kau pelajaran bahwa kejahatan itu tidak baik... Iya kamu memang senang, tapi orang lain menderita. Bahkan orang lain yang tidak ikut menderita juga menjadi ketakutan. Kalau ingin sesuatu, semua itu ada aturannya, kau harus berusaha mendapatkannya. Tapi, walaupun kau sudah banting tulang, semua terserah pada nasibmu, baik atau buruk. Jangan marah-marah, kalau kalah, karena setiap orang akan merasakan itu kalau dia lagi apes. Belajarlah menerima orang lain yang selalu menang.

DIA BERGEGAS, TERKEJUT
Siapa itu? Kamu Ery? Ini sudah malam, ngapain ke sini? Minta maaf? Minta maaf kok malam-malam. Harusnya minta maaf pagi-pagi, paling telat sore-sore. Kalau sudah malam begini aku sudah tidur. Kalau aku sudah tidur, aku tidak bias mendengar orang minta maaf. Lebih baik kau dating besok saja, kalau mataku sudah melek. Kalau aku masih bisa bangun, sebab mala mini mimpiku sangat buruk. Bagaimana kalau kau dating kalau kau sudah siap, biar aku bisa bilang tidak. Karena orang yang berhianat pada Ery, tidak boleh dimaafkan. Musuh yang berhianat dengan alasan apapun itu, tidak boleh dimaafkan, karena cinta, karena terpaksa, karena alpa, karena disantet, karena ditipu, karena apapun alasannya, itu tetap penghianatan.
Sudah waktunya sekarang bertindak tegas. Dan siapa saja nanti juga boleh bertindak begitu kepadaku. Kalau yang aku lakukan ini adalah kekeliruan dan kejahatan. Aku tidak disulap menjadi kebaikan hanya gara-gara aku sudah mati. Aku akan bangkit dari liang kuburku dan memindahkan tulang belulangku dari makam pahlawan ke pinggir kali, kalau memang aku ini penjahat.
Tidak Ery, aku tidak akan luluh karena rayuanmu! Pergi dari situ, sekarang, sekarang juga,

MENGAMBIL SESUATU DAN MELEMPAR-LEMPARKANNYA
Pergi! Pergi! Jangan berdiam diri terus di situ, nanti aku berhianat pada keyakinanku! Pergi! Pergi!

CEPAT-CEPAT BERLARI MENGHAMPIRI MAKAM, SAMBIL MENCARI-CARI SELIMUT
Aku tahu belum ini terlalu malam, tapi harus ku tutup sekarang. Coba Lihat ada bayangan badai. Angin sepoi meniris datang, dan membawa angin dingin yang menakutkan,. Terasa tidak? Ayo cepat, pakai selimutmu. Ahhhh, mengapa masih robek… aduh, petanda apa ini? Aku takut mala mini aka nada badai dan banjir. Sebaiknya kita lari sekarang menyelamatkan diri ke dalam mimpi saja. Ayo, ayo…

KELUAR DARI SELIMUT, MENATAP MAKAM
Kau tidak setuju? Kau selalu saja begitu… selalu ingin bangga dengan kegagahanmu. Kalau setiap ada bahaya, kau selalu gunakan kesempatanmu untuk menunjukan menunjukkan kegagahanmu. Ingat, kau itu sudah mati. Tidak ada lagi yang lagi yang bias kau lakukan. Semua itu ada batasnya. Benar,... smua ini bukan pengecut! Seorang juara sejati juga harus tahu kapan dia berhenti!. Jangan keras kepala! Kau itu sudah mati! Aku tidak akan ikut. Bukan karena aku tidak setia! Karena aku tidak setuju! Bukan, ini tidak berarti aku mau berhianat! Hilangkan kecurigaan yang kampungan itu! Aku punya pendapat dan keyakinan sendiri, aku harus bersikap! Bukan karena aku penghianat! Bukan! Bukan! Bukan! 

DIAM BEBERAPA SAAT, MENDENGARKAN, LALU BERTERIAK LEBIH KERAS
Bukan!!! Bukaaaaaaann! Aku bukan penghianat. Aku bukan penghianat!

DIA DUDUK KEMBALI
Aku takut. Benar. Memang. Aku takut, setiap kali melangkah. Langkahku gemerincing terasa menggedor ulu hatiku, sehingga aku selalu berpikir ribuan kali sebelum bertindak. Apakah aku tidak akan menyusahkan orang lain? Apakah aku tidak akan berdosa? Apakah aku tidak akan…… Apakah aku tidak akan…… aku takut… aku takut….

MENANGIS HISTERIS SAMBIL MENUTUPI TUBUHNYA DENGAN SELIMUT DI SAMPING MAKAM
Aku takut… aku takut… aku takut … aku takut….


KENANGANNYA YANG DIPANGGILNYA ITU DATANG, SAMBIL BERNYANYI…